Kayu Balsa : Jenis Kayu Yang Berbobot Ringan

Sama halnya dengan kayu sengon dan jabon, kayu balsa ini juga tergolong jenis kayu yang berbobot ringan dan lunak. Bahkan berdasarkan indonesianforest.com, kayu balsa hanya mempunyai (berat jenis kering udara) maksimum 0,28 dan berat jenis minimumnya 0,15. Masih lebih ringan bila dibanding kayu kapuk atau kayu randu yang mempunyai berat jenis maksimum 0,47 dan berat jenis minimumnya 0,12.

Gambar dari http://www.bahtiyarpriyanto.com

Kayu balsa termasuk jenis kayu yang gampang dikerjakan (maksudnya diproses menjadi barang lain). Bila dibanding dengan jenis kayu pertukangan pada umumnya menyerupai kayu jati atau kayu mahoni, memproses atau mengerjakan kayu balsa ini jauh lebih gampang dan simpel, tanpa perlu peralatan berat, cukup dengan peralatan sederhana menyerupai pisau cutter, kayu ini sudah bisa dipotong dan dibuat menjadi banyak sekali macam model. Sedangkan untuk merekatkannya, bisa dilakukan dengan memakai lem CA (power glue), lem epoxy atau lem putih juga bisa. 

Kayunya yang ringan dan gampang dikerjakan, menciptakan kayu balsa ini menjadi materi favorit bagi para pecinta pesawat aeromodeling untuk menciptakan pesawat model. Selain itu, kayu balsa ini juga merupakan jenis kayu favorit yang banyak dipakai oleh para insinyur atau orang-orang yang berkecimpung dalam dunia arsitektur untuk menciptakan maket bangunan atau miniatur bangunan menyerupai miniatur gedung, jembatan dll.

gambar dari http://yogie-civil.blogspot.com

Bila dibandingkan dengan jenis kayu ringan lainnya, kayu balsa yaitu yang paling unggul, baik dari sisi tingkat flesibilitas maupun tingkat kekuatannya. Kayu yang mempunyai ciri-ciri berwarna putih keabu-abuan ini mempunyai kelebihan yang tidak terdapat pada jenis kayu ringan lainnya yakni bisa menyerap getaran atau guncangan dengan baik. Oleh lantaran itu, di beberapa negara, khususnya negara yang sering terjadi gempa menyerupai Jepang, kayu balsa ini banyak dipakai untuk menciptakan kerangka bangunan. Di daerah-daerah yang rawan gempa ini, penggunaan kayu balsa dianggap lebih kondusif dari pada memakai materi material lain menyerupai beton, besi ataupun baja lantaran tidak gampang roboh atau runtuh. Dan kalaupun roboh, efek atau dampak kerusakan yang ditimbulkan jikalau memakai kayu balsa masih jauh lebih baik dari pada dampak  yang ditimbulkan dari bangunan berbeton maupun bangunan yang memakai besi dan baja. Selain faktor dampak kerusakan yang kecil, faktor keselamatan penggunanya juga menjadi pertimbangan. Kalau orang tertindi beton atau besi, orang tersebut niscaya cedera parah atau bahkan meninggal, tetapi jikalau tertindi kayu balsa, orang itu masih bisa selamat lantaran cedera yang dialami tidak terlalu parah.