Pemotongan kayu yaitu hal yang paling awal untuk menciptakan contoh ukiran. Memotong pada sebuah kayu datar untuk menciptakan contoh tabrakan sehingga tampak menjadi tiga dimensi. Proses pemotongan ini biasa dilakukan dengan sebuah gergaji manual atau mesin. Kemudian sehabis sudah sanggup ukuran yang kita perlukan, kemudian memotong kayu secara tepat.
Menggambar Pola Ukiran
Menggambar ukiran dengan alat gambar menyerupai biasa. Namun perlu diketahui bahwa kayu merupakan benda padat namun berserat. Kita harus sanggup menggambar dengan alat tulis yang cuckup tebal supaya tidak gampang mengikis terserap kayu. Selain dengan teknik menggambar langsung, kita juga sanggup memakai dengan teknik menempel. Teknik ini cukup sering dipakai alasannya yaitu cukup mudah. Kita hanya perlu mengeprint atau memfoto copy gambar, kemudian kemudian melekat dengan lem pada bilah kayu yang akan Kita ukir.
Alat Untuk Mengukir Khas Jepara
Alat pahat, palu, dan meteran yaitu hal wajib yang Kita punya untuk mengukir kayu. Palu ukir biasanya terbuat dari kayu yang keras, gunanya supaya tidak cepat tipis terkena pahat besi. Untuk pahat biasanya terbuat dari besi yang diolah sedemikian rupa sehingga berbentuk menjadi benda runcing dan tajam untuk mengeruk dan mengolah kayu. Sedangkan meteran dipakai untuk memberi jarak dan ukuran yang Kita butuhkan jikalau ada gambar contoh atau tempelan contoh ukir yang kurang jelas. Jangan hingga Kita tidak sanggup memberi ukuran yang pas pada ukiran, alasannya yaitu ini akan kuat pada tabrakan yang sudah jadi nantinya.
Teknik Mengukir Kayu Khas Jepara
Teknik mengukir kayu dibedakan menjadi 2 bagian, yang pertama untuk tabrakan dua dimensi (benda seni untuk benda pakai, seperti: kursi, meja, dipan,dll) dan tehnik kedua untuk tabrakan 3 dimensi (digunakan untuk tabrakan menyerupai relung, yang diukir sambai bawah dan runcing). Tehnik 2 dimensi ini terdiri dari pengolahan kayu dari sebuah papan datar dari kayu dan hanya diberi cekungan atau lekukan yang tidak terlalu dalam. Penciptaan objek ini tidak terlalu sulit, alasannya yaitu Kita hanya perlu meluruskan atau mengikuti contoh tabrakan yang sudah Kita buat sebelumnya. Sedangkan untuk tehnik 3 dimensi yaitu teknik yang cukup sulit dan rumit. Tehnik 3 dimensi pengerjaannya melalui contoh yang sembarang dengan motif dari pengrajin ukir itu sendiri. Meskipun sudah digambar dengan contoh namun hal itu tidak terlalu kuat alasannya yaitu nantinya akan tetap di berikan sentuhan-sentuhan tabrakan sepantasnya. Tetapi tentunya dengan kreasi-kreasi terbaik yang sudah dipunyai seniman ukir.
Teknik Finishing Ukiran Kayu Khas Jepara
Cara memfinishing tabrakan yang sudah jadi memerlukan ketelitian dan keahlian tersendiri. Proses final ini yang akan menyebabkan tabrakan itu terliat baik atau biasa saja. Kita harus akil dan jeli menentukan pengerjaan finishing untuk tabrakan Kita. Dalam proses pengerjaan finishing 2 dimensi, amplas dan materi warna kayu cukup mendominasi. Misal benda pakai menyerupai meja dan kursi, Kita hanya perlu menghaluskan kemudian kemudian mewarnai supaya menjadi indah. Sedangkan untuk proses finishing 3 dimensi Kita perlu tehnik yang lebih. Terkadang pengrajin tabrakan 3 dimensi tidak perlu materi warna untuk ukirannya, hal ini dilakukan supaya tabrakan terlihat tetap alami. Atau kalau memang dibutuhkan materi warna, Kita sanggup menentukan warna-warna natural. Karena warna natural akan tetap menonjolkan sisi keindahan orisinil kayu. Beberapa seniman ukir Jepara malah hanya mewarnai bingkai pada tabrakan 3 dimensi.
0 Response to "Teknik Dasar Mengukir Kayu"
Posting Komentar