Budidaya kayu jati, melihat berbagai penemuan kayu jati
pendam,menandakan sebelum
dibudidayakan , kayu jati Sudah tumbuh secara liar hampir di seluruh pelosok
tanah Jawa . Karena belum ditemukan alat pertukangan yang memadai maka kayu
jati belum bisa dimanfaatkan oleh masyarakat Jawa, Selain sebagai kayu bakar.
Setelah ditemukan alat pertukangan yang memadai, maka kayu jati sangat menjadi incaran dan bahkan Primadona bagi
masyarakat untuk perabot maupun bangunan
rumah.
3 Daerah penghasil kayu jati terbesar di indonesia
Jati yang cukup besar pembudidayannya di indonesia, khususnya di Jawa yaitu Rembang, Pati, Blora, dan Grobogan. Adapun Kualitas Kayu Jati terbaik yang ada di Indonesia dari ketiga daerah penghasil kayu jati adalah kayu jati yang berasal dari Cepu Kab. Blora, Profensi Jawa Tengah Indonesia.
Dalam catatan
sejarah budidaya kayu jati secara besar-besaran baru pada saat penjajahan
Belanda di daerah Cepu Blora pada tahun 1870 . Bangsa yang saat itu sudah
memiliki kemampuan tinggi rupanya mengetahui secara benar manfaat dan kelebihan
dari kayu jati . Dengan ilmu yang dikuasai mereka tahu jenis tanah dan musim
yang sangat cocok untuk budidaya kayu jati .
Jadi, Daerah penghasil kayu jati terbesar di jawa tengah adalah Daerah Cepu Kabupaten Blora untuk saat Ini .
Daerah Penghasil Kayu Jati |
Jadi, Daerah penghasil kayu jati terbesar di jawa tengah adalah Daerah Cepu Kabupaten Blora untuk saat Ini .
Tempat seperti
itu mereka temukan di wilayah Blora dan sekitarnya . Wilayah tersebut memiliki
jenis tanah margalit dengan pergantian musim yang tegas . Musim hujan dan musim
kemarau cocok untuk budidaya jati , dan akan menghasilkan kualitas kayu nomor
satu . Perhitungan ahli negara kincir Belanda tersebut tidak melihat . Pembangunan
perkebunan pohon jati secara besar-besaran mampu mengubah daerah Cepu dan
sekitarnya menjadi daerah hutan jati nomor satu di dunia.
Untuk keamanan , hutan jati diatur dengan pengawasan yang
ketat . Pengawasan dilakukan secara administrasi maupun pengawasan lapangan .
Dengan demikian masyarakat tidak bisa sembarangan menebang hutan . Selain itu ,
pemerintah Hindia Belanda juga melarang masyarakat menanam pohon jati . Larangan
ini dibuat untuk mencegah terjadinya penipuan . Seandainya di tanah masyarakat
tumbuh pohon jati , saat akan dimanfaatkan , penebangannya harus melalui izin
yang tidak mudah .
Aturan tersebut berlaku hingga Indonesia merdeka . Budidaya Kayu
Jati masih sebagai tanaman larangan untuk rakyat umum .
Tahun 1960-an sebagian tokoh masyarakat mulai menanam pohon jati , 1-5 pohon di tanah tanah yang tandus . Terutama tanah di bantaran sungai , tanah miring tegalan dan tanah yang dianggap kurang produktif untuk menanam padi. Sejak itu aturan mulai mengendor . Tetapi penanaman Jati tetap belum menarik masyarakat kecil . Mereka menganggap Tanaman jati akan mematikan produktivitas tanah . Pada tahun 1900-an masyarakat kecil mulai tertarik menanam Jati . Lebih-lebih Setelah musnahnya hutan akibat penjarahan di tahun 1998 hingga tahun 2000. Budidaya jati lebih Semarak.
Tahun 1960-an sebagian tokoh masyarakat mulai menanam pohon jati , 1-5 pohon di tanah tanah yang tandus . Terutama tanah di bantaran sungai , tanah miring tegalan dan tanah yang dianggap kurang produktif untuk menanam padi. Sejak itu aturan mulai mengendor . Tetapi penanaman Jati tetap belum menarik masyarakat kecil . Mereka menganggap Tanaman jati akan mematikan produktivitas tanah . Pada tahun 1900-an masyarakat kecil mulai tertarik menanam Jati . Lebih-lebih Setelah musnahnya hutan akibat penjarahan di tahun 1998 hingga tahun 2000. Budidaya jati lebih Semarak.
Budidaya kayu jati yang makin Semarak tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor yang diantaranya adalah sebagai berikut :
- Kesuksesan para pendahulu yang telah memanfaatkan tanah gersang menjadi kebun jati yang baik dan menguntungkan.
- Tanaman jati di tanah tandus yang selama ini tidak menghasilkan apa-apa, ternyata mampu menghasilkan uang puluhan juta sampai ratusan rupiah setelah ditanami pohon jati.
- Selain itu pohon jati merupakan tanaman yang tidak terlalu membutuhkan perawatan yang serius dan pohon jati juga mampu tumbuh dengan cepat, penjualannya kayu jati yang sangat mudah, mudahnya memperoleh bibit pohon jati baik itu disediakan oleh pemerintah. Maupun masyarakat membuat bibit Jati dengan harga yang murah. Adanya perubahan pengelolaan hutan dalam kepemilikan tanaman dengan masyarakat sekitar hutan dengan metode bagi hasil atau investasi penanaman Jati.
Terkait : Legenda Asal usul Pohon Jati
0 Response to "Daerah Penghasil Kayu Jati Terbesar di Indonesia dan Sejarahnya"
Posting Komentar